Kurikulum bakal dirombak, namun butuh kajian mendalam

Nadiem, perombakan kurikulum butuh kajian mendalam

Tanjung News Kabar baik bagi para siswa, beban belajar akan lebih ringan. Kurikulum akan segera dirombak oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam rangka mengurangi beban para siswa. Hal ini lantaran kurikulum yang sedang berjalan saat ini dinilai kurang efektif, sehingga masih banyak membebani siswa.

Namun, mungkin kabar baik ini akan membuat para pengajar belajar lebih keras lagi. Lantaran kurikulum yang belum lama dipelajari dan berjalan sudah akan berubah lagi.

Dilansir dari CNN Indonesia, Mendikbud Nadiem Makarim memastikan bakal mengurangi beban siswa dalam penyederhanaan kurikulum. Ia berpendapat kurikulum saat ini masih membebani siswa.

“Kita sudah sepakat akan menyederhanakan kurikulum kita sehingga lebih mudah dimengerti oleh guru dan siswa. Jadi jelas beban konten harus turun,” ujarnya melalui konferensi video seusai rapat terbatas bersama presiden, Jumat (3/4).

Namun, terkait hal ini belum ada keputusan konkret dari pihaknya mengenai bagaimana menjadikan kurikulum ini lebih ringkas. Beliau juga masih membahas konten kurikulum yang akan dipangkas.

Mengenai apa yang akan dipangkas, mata pelajaran ataukah konten per mata pelajaran beliau juga belum bisa memberikan penjelasan. Hal ini masih akan dikaji lebih mendalam oleh timnya. Beliau memastikan akan segera menangani beban siswa dengan jumlah konten dan bahan ajar yang multi seperti saat ini.

Menurut penilaian Mendikbud, penerapan kurikulum di sekolah saat ini masih sangat membebani para siswa. Nadiem menilai, guru tidak bisa mengajar sesuai kemampuan masing-masing siswa.

Untuk itu perombakan kurikulum nantinya bakal disesuaikan sesuai kemampuan siswa yang beragam. Artinya dalam satu kelas siswa bisa mengerjakan hal yang berbeda-beda.

Selain perombakan kurikulum, nantinya penyaluran buku pada perpustakaan di sekolah juga bakal diselaraskan. Mendikbud menilai bahwa selama ini penyaluran buku hanya berfokus pada buku pelajaran saja.

Padahal untuk meningkatkan mutu literasi, menurut beliau siswa harus ditanamkan sikap senang membaca. Karenanya, buku yang disalurkan ke sekolah atau perpustakaan seharusnya memiliki konten yang menarik.

“Dan pada pelajaran Bahasa Indonesia harus ada fokus kepada literasi tidak hanya gramar dan kosakata Bahasa Indonesia saja. Tetapi konten dalam kurikulum Bahasa Indonesia menggunakan buku menyenangkan cerita relevan,” tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkap nilai Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) Indonesia jeblok. Pada PISA 2018, Indonesia menempati urutan ke 72 dari 77 negara. Tes ini dilakukan di negara-negara untuk memetakan pencapaian pendidikan dunia.

Nadiem juga menambahkan penyederhanaan kurikulum sendiri perlu dilakukan. Namun mengubah kurikulum tidak serta merta, butuh waktu serta kajian dan persiapan mendalam.

Pos terkait