Karl Landsteiner peraih Nobel fisiologi dan kedokteran

Landsteiner yang bernama lengkap Karl Landsteiner menemukan pengklasifikasian golongan darah pada tahun 1901. Ia menunjukkan transfusi darah manusia antargolongan. Pengklasifikasian darah tersebut berdasarkan ada atau tidakanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah yang diakibatkan oleh perbedaan jenis karbohidrat dan protein.

Penggolongan darah yang paling penting dalam dunia fisiologi dan kedokteran adalah penggolongan ABO (AB dan O) dan rhesus (faktor Rh). Di dunia ini, sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen, selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Tansfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemonilisi, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Karl Landsteiner menemukan tiga dari empat golongan darah yang kemudian disebut ABO, dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana itu ia lakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.

Dalam percobaan tersebut ia menemukan dua macam reaksi yang kemudian menjadi dasar antigen A dan B untuk golongan darah A dan B, serta satu macam tanpa reaksi golongan darah O. Kesimpulannya pun mengarah pada satu postulat, yaitu antigen A dan B di dalam sel darah merah yang disebut golongan A dan B atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Golongan darah AB ditemukan oleh rekan penelitiannya Alfred Von Decastello dan Andriano Sturli, di mana dalam golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum tidak bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum tidak ditemukan antiobodi.

Manusia dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Sementara, manusia dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.

Sedangkan, Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B, serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun, dan ia disebut resipien universal. Orang dengan golongan darah  AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali kepada sesama AB-positif.

Adapun orang dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apa pun, dan ia disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Baca lebih jauh tentang siapa Karl Landsteiner di artikel: Biografi Karl Landsteiner sang penemu golongan darah

Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang fisiologi dan kedokteran pada tahun 1930 atas jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO ini.

Pos terkait