Ivan Petrovich Pavlov dan Teori Classic Conditioning

Ivan Petrovich Pavlov lahir di Rjsan, Rusia pada tanggal 14 September 1849. Ia menempuh pendidikan di Seminari Teologi. Kesadarannya terhadap pengetahuan ilmiah tergugah setelah ia membaca buku Charkles Darwin. Isi dari buku Darwin itu membuatnya sadar bahwa ia harus berbakti pada ilmu pengetahuan ilmiah. Ia pun meninggalkan Seminari Teologi dan menempuh pendidikan di Universitas St. Petersburg.

Di St. Petersburg, ia banyak belajar kimia dan fisiologi. Pavlov menamatkan pendidikannya di sana pada tahun 1879 dengan memperoleh gelar doktor. Gelar keilmuan yang tinggi tidak lantas membuatnya puas. Ia pun melanjutkan studinya serta memulai risetnya sendiri tentang sistem pencernaan sebagai profesor fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.

Penelitian yang membuat nama Pavlov melambung adalah penelitiannya yang berkaitan dengan pencernakan. Dalam penelitian tersebut, ia mempelajari proses pencernaan pada anjing, khususnya hubungan timbal balik antara air ludah dan kerja perut.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa seekor anjing akan mengeluarkan air liur sebagai respon atas munculnya makanan. Proses tersebut terjadi karena ada kaitan erat dengan refleks dalam sistem syaraf otonom.

Anjing yang mengeluarkan air liur merupakan tanda bahwa anjing itu sedang lapar. Di sini, air liur anjing berfungsi sebagai pesan untuk sistem pencernaan. Pada saat penelitian dilakukan, Pavlov menggunakan metronom yang dibunyikan. Ketika metronom dibunyikan, anjing akan mengeluarkan liur saat melihat dan memakan makanannya. Bahkan, saat metronom dibunyikan anjing masih mengeluarkan air liur walaupun tidak ada makanan yang disediakan.

Penemuan ini pun berkembang untuk melakukan sebuah studi tentang perilaku dan dikondisikan. Teori ini dikenal dengan Teori Classical Conditioning. Teori ini menyatakan  bahwa ketika makanan (makanan disebut sebagai the unconditioned or unlearned stimulus-stimulus yang tidak dikondisikan atau dipelajari), maka bungi bel akan menghasilkan respon yang sama, yaitu keluarnya air liur dari si anjing percobaan.

Temuan Pavlov tentang respon luar terhadap perilaku ini diterbitkan pada tahun 1903 dalam sebuah karya. Dalam karya tersebut, Pavlov menyebutnya refleks terkondisi, berbeda dari refleks halus. Dan sistem pembelajaran ini disebut pengondisian.

Karya itu juga menjabarkan sebuah temuan bahwa refleks terkondisi akan tertekan bila rangsangan terlalu sering salah. Apabila metronom bersuara berulang-ulang dan tidak ada makanan, anjing akan berhenti mengeluarkan ludah.

Penelitian ini berkembang dalam ranah teori behaviourisme, di mana manusia digerakkan atas dasar lingkungan yang memberikan stimulus bagi dirinya, baik dari lingkungan maupun orang tertentu.

Atas karyanya tentang pengaruh respon luar terhadap pencernaan, Pavlov dikukuhkan sebagai pemenang Nobel di bidang fisioterapi dan kedokteran. Dan Teori Classic Conditioning menjadi dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviourisme serta penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.

Dalam teori tersebut Pavlov menemukan perangsang asli dan netral yang dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

Bacaannya tentang Darwin telah menyadarkan Pavlov akan pentingnya ilmu pengetahuan. Pavlov pun harus rela bertentangan dengan orang tuanya yang menghendaki dirinya menjadi rohaniawan. Perjalanan hidupnya telah membuktikan bahwa penelitian merupakan dasar dari sebuah pengetahuan.

Pavlov adalah sosok ilmuwan yang menghabiskan hidupnya untuk mengabdi pada pengetahuan. Pavlov meninggal dunia pada tanggal 27 Pebruari 1936 di Leningrad.

Baca juga: Roger W. Sperry sang penemu otak kiri dan otak kanan

Pos terkait