Etika Jurnalistik dalam Peliputan Berita

Sejarah Negara Com – Etika Jurnalistik: Pernahkah Anda mendengar etika jurnalistik? Jurnalistik merupakan cabang ilmu komunikasi. Jurnalistik berasal dari kata journal yang artinya ‘catatan harian’. Secara umum, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan catat-mencatat dan mengumpulkan informasi melalui peliputan, percetakan, dan penerbitan. Kemudian, disebar seluas-luasnya dan secepat-cepatnya.

Berita

Informasi yang dibuat dalam peliputan jurnalistik adalah berita. Berita merupakan pencatatan informasi paling penting serta cermat yang dapat diperoleh tentang segala yang dipikirkan dan dikatakan, dilihat dan digambarkan, serta direncanakan dan dikerjakan orang lain.

Bacaan Lainnya

Ada berbagai jenis berita yang dapat dikonsumsi pembaca, di antaranya straight news dan feature news. Straight news merupakan berita langsung yang dikemas secara singkat dan jelas dengan bahasa baku. Feature news merupakan berita yang dikemas dengan bahasa sastra dan menitikberatkan pada gaya penulisan, di samping nilai berita yang tetap dipertahankan.

Etika Jurnalistik

Etika Jurnalistik

Dalam pembuatan dan peliputan berita, dibutuhkan etika jurnalistik. Berita dengan syaratnya yang khas, akurat, tepat, teliti, seimbang, objektif, singkat, jelas, dan aktual, tidak akan memiliki nilai tanpa dibarengi peliputan yang tidak sesuai etika. Etika jurnalistik dalam peliputan berita oleh wartawan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Organisasi wartawan yang tergabung dalam dewan pers membuat sebuah susunan terkait etika peliputan berita yang termuat dalam kode etik jurnalistik. Dalam kode etik jurnalistik, termuat beberapa pasal dan aturan serta sanksi yang dikenakan untuk setiap kegiatan jurnalistik, termasuk dalam peliputan berita.

Baca juga: Etika Ilmu Pengetahuan

Pertimbangan Peliputan

Sama halnya jika seorang wartawan atau sebuah media melakukan peliputan dan pelaporan berbagai konflik yang terjadi. Tentu ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang harus diperhatikan terkait dengan peliputan, yaitu sebagai berikut.

  1. Dengan cara apa kekerasan dalam konflik harus dijelaskan. Hal ini terkait dengan cara yang bijaksana ketika melaporkan sebuah konflik, apakah harus semua data fakta dijabarkan secara mendetail atau tidak.
  2. Tingkatan konflik yang terjadi. Artinya, apakah konflik yang akan diliput termasuk kategori konflik antara hidup dan mati sebuah kelompok /link] atau kepentingan, menyangkut harga diri suatu bangsa atau tidak.
  3. Penyelesaian konflik yang diperlukan ketika meliput sebuah konflik, antara lain perdamaian dan alternatif gagasan atau solusi secara tersirat dalam peliputan.
  4. Peran wartawan dalam peliputan berita konflik. Wartawan dalam hal ini, apakah benar-benar bertugas meliput konflik atau melakukan peliputan atas intervensi dari pihak lain.

Baca juga: Etika Humas

Etika Wartawan

Etika jurnalistik juga terkait dengan profesi kewartawanan. Seorang wartawan adalah seorang profesional yang memiliki kebanggaan profesi dan akan dipertahankan dengan cara apapun serta akan melindungi citranya dari berbagai gangguan dan ancaman yang akan merusaknya. Etika yang terkait dengan atribut profesional wartawan, yaitu sebagai berikut.

  1. Adanya otonomi. Otonomi tersebut dimaksudkan sebagai kebebasan mengatur diri sendiri dalam melakukan pertimbangan dan menetapkan keorganisasian.
  2. Komitmen. Menitikberatkan pada pelayanan, bukan keuntungan ekonomi semata untuk kepentingan pribadi.
  3. Keahlian. Menjalankan suatu jasa dan kewajiban berdasarkan keterampilan intelektual dan pelatihan pengetahuan yang sistematik.
  4. Tanggung jawab. Kemampuan memenuhi kewajiban-kewajiban berdasar penerapan suatu kode etik.

Baca juga: Peran penting etika dan bisnis

Pos terkait