Benarkah membaca buku pelajaran sejarah itu membosankan?

Sejarah Negara Com – Seringkali siswa menganggap bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan. Anggapan itu timbul karena monotonnya pembelajaran yang diberikan guru. Ditambah pula buku teks suram yang mencantumkan terlalu banyak tahun untuk diingat, lalu kesan sebagai pelajaran hafalan pun seolah-olah melekat pada sejarah, menjadikan semakin memberikan citra “membosankan” di mata para siswa.

Namun, sebenarnya tidak begitu. Membaca buku sejarah, boleh jadi menjadi kegiatan yang menyenangkan, jika kita tahu caranya bagaimana menjadikan membaca buku sejarah jadi menyenangkan. Nah, berikut ini adalah uraian, beserta tips-nya.

Bacaan Lainnya
Sejarah Perkembangan Buku di Dunia dan Indonesia

Apa Itu Sejarah?

Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Jadi, apa pun yang sudah terjadi dan terlewati, itu merupakan sejarah. Hari kemarin pun termasuk sejarah. Namun, harus digarisbawahi, walau Sejarah itu adalah ilmu yang meneliti kondisi di masa lalu, namun pada kenyataannya, masa lalulah yang membentuk masa sekarang dan yang menjadi pondasi bagi masa depan.

Misalnya , Anda pernah dikhianati oleh teman Anda, tentunya ketika berikutnya Anda berteman, Anda akan menyeleksinya dengan ketat karena tidak ingin kejadian masa lalu terulang, bukan?

Nah, itu artinya Anda telah belajar dari masa lalu. Begitu pun sejarah. Banyak sejarah-sejarah yang menceritakan sebuah kerajaan besar yang hancur karena orang-orangnya gila kekuasaan sehingga pada akhirnya memicu kudeta.

Dari cerminan sejarah masa lalu, diharapkan menjadi sebuah peringatan agar kita lebih mawas diri untuk bersikap dan bertindak. Jadi, ilmu Sejarah diperlukan untuk cerminan diri. Tanpa masa lalu, seorang manusia tidak akan pernah ada. Bukankah sebuah bangsa, dan seorang individu dibentuk oleh masa lalunya.

Untuk memahami lebih jauh mengenai pengertian sejarah silahkan ikuti beberapa tautan di bawah ini

  • Pengertian sejarah menurut sejarawan dunia (baca di sini)
  • Pengertian sejarah menurut para ahli dari Indonesia (baca di sini)
  • Pengertian sejarah subyektif dan obyektif menurut Sartono Kartodirdjo (baca di sini)
  • Konsep dan pengertian sejarah menurut Louis Gottschalk (baca di sini)

Mengapa Pelajaran Sejarah Banyak Menghapal?

Sejarah adalah pengetahuan yang intinya berupa mengulas masa lalu dari beragam sumber. Sumber itu pun tidak muncul begitu saja, diperlukan penelitian akurat untuk memastikan bahwa sejarah itu pernah ada dan terjadi lalu dituangkan dalam bentuk tulisan yang bisa dibuat sebagai bahan laporan.

Tentu saja bukan sekadar tulisan semata. Semua disertai bukti yang saling menguatkan. Oleh sebab itu, seringkali dalam Sejarah dicantumkan tanggal, tahun bahkan hari. Karena dari tanggalan, kita dapat menelusuri berbagai peristiwa dan mengaitkannnya dengan peristiwa yang lain.

Sebagai contoh, ketika Anda lahir, Anda pasti lahir pada hari, tanggal, tahun tertentu. Untuk memudahkan ingatan, orangtua Anda tentu akan mencatatnya pada akte. Ketika Sejarah tentang kelahiran Anda ditelusuri, Anda akan menemukan banyak hal menarik, dan bila ditulis dalam sebuah laporan, dia akan berbentuk seperti hapalan.

Begitupun Sejarah. Penulisan tahun dan tanggal adalah bukti bahwa kejadian itu nyata terjadi. Kalau Anda bisa menghapal hari ulang tahun pacar Anda, mengapa Anda tidak bisa menghapal hari meninggalnya Pangeran Dipenogoro?

Buku Sejarah Tidaklah Membosankan

Beberapa siswa mengeluhkan buku pelajaran sejarah yang membosankan. Sebenarnya bukan buku sejarahnya yang membosankan, tapi orang yang menulisnya yang mungkin tidak membuatnya menjadi lebih mudah dan asyik dibaca para siswa. Toh, bayak juga buku sejarah umum yang cukup seru jika kita baca.

Contohnya, buku Sam Kok. Buku ini meramu kisah tiga kerajaan, semuanya sesuai dengan fakta Sejarah. Lalu ada juga novel Musashi yang dijadikan rujukan Sejarah perjalanan seorang samurai berpedang dua, Musashi. Buku Gempei War, kisah klasik peperangan klan Minamoto dengan Genji pun layak dinikmati karena ulasannya dibuat enak sehingga ketika membaca Sejarah, seperti membaca novel.

Jadi, bukan karena sejarahnya yang membosankan, tapi para penulisnya yang terlalu ilmiah dan monoton. Wah, siapa mau usul ke Pak Menteri Pendidikan, agar dibuat buku sejarah yang menyenangkan, seperti halnya jika kita membaca novel?

Pos terkait