Cara belajar bahasa Jawa dengan mudah

Sejarah Negara Com – Belajar bahasa Jawa: Bagi sebagian orang, belajar bahasa Jawa bukanlah merupakan hal yang mudah. Hal tersebut juga berlaku bagi siswa SD. Meskipun mungkin dalam keseharian mereka lebih sering mendengar percakapan antar keluarga atau masyarakat sekitar dengan bahasa Jawa, tapi mereka tidak begitu saja mampu menguasai ragam bahasa Jawa.

Dalam pembelajaran bahasa Jawa, pastinya tidak terpaku hanya terjadi di bangku sekolah. Orang tua memberikan peran yang besar bagi perkembangan anaknya dalam belajar bahasa Jawa. Kebiasaan yang baik dalam berbahasa yang diajarkan oleh orang tua secara langsung juga akan mempermudah siswa dalam mengerti dan memahami bahasa Jawa sebagai bahasa ibu.

Belajar bahasa Jawa terdiri atas berbagai macam teknik yang beragam bentuknya, bergantung kepada usia, tempat tinggal, maupun penguasaan bahasa bagi tiap orang. Kadang, ditemui orang yang bisa dengan mudah belajar bahasa Jawa dan mengerti beragam bahasa, tapi tidak jarang juga yang mengalami kesulitan untuk belajar bahasa Jawa.

Dalam hal ini, akan dijelaskan metode mudah untuk belajar bahasa Jawa, khusunya bagi siswa SD. Awalnya, akan diberikan perlakuan yang berbeda antara siswa yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa dengan siswa yang kesehariannya menggunakan bahasa campuran antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Untuk siswa yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa Jawa, terlebih dahulu mereka akan diperkenalkan tingkatan pada penggunaan bahasa Jawa. Sementara, bagi siswa yang kesehariannya menggunakan bahasa campuran antara bahasa Jawa dan bahasa indonesia, hal pertama yang harus ditekankan saat belajar bahasa Jawa adalah cara membedakan kedua bahasa sehingga mereka tidak salah membedakannya dan tidak mencampurnya menjadi satu.

Pemahaman dasar sebelum belajar bahasa Jawa adalah penjelasan mengenai kelebihan dan keagungan dari bahasa Jawa. Agar lebih menarik, siswa diceritakan sejarah kemunculan bahasa Jawa.

Tingkatan Bahasa Jawa

Jika dilihat dari tingkatannya, bahasa Jawa memiliki tingkatan khusus, yaitu bahasa Jawa ngoko, bahasa Jawa krama, bahasa Jawa krama inggil, bahasa Jawa krama madya, dan jenis bahasa yang lainnya. Namun, untuk tingkat dasar, penguasaan mengenai ketiga jenis bahasa jawa yaitu ngoko, krama, dan krama inggil dirasa sudah cukup untuk digunakan sebagai patokan dalam berbicara sehari-hari.

Yang pertama adalah bahasa Jawa ngoko, lebih sering digunakan untuk perbincangan dengan orang yang sebaya atau orang yang sudah sangat akrab. Tingkatan bahasa Jawa ini lebih banyak ditemui dalam keseharian karena merupakan jenis bahasa Jawa yang lebih dikenal dan mudah digunakan.

Bahasa Jawa ngoko sendiri dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu bahasa Jawa ngoko halus dan bahasa Jawa ngoko kasar. Yang membedakan kedua jenis bahasa ngoko tersebut adalah wilayah dan kondisi lingkungan. Biasanya, bahasa Jawa ngoko halus digunakan untuk percakapan secara umum, sedangkan bahasa Jawa ngoko kasar lebih sering digunakan ketika seseorang sedang marah atau digunakan untuk daerah tertentu.

Tingkatan kedua dalam bahasa jawa adalah bahasa Jawa krama, jenis tingkatan bahasa Jawa ini sering digunakan untuk orang yang lebih tua atau untuk golongan menengah. Jenis bahasa Jawa krama ini lebih halus jika dibandingan dengan bahasa Jawa ngoko. Dalam belajar bahasa Jawa, harus diketahui secara pasti dengan siapa kita berbicara sehingga bahasa tersebut dapat digunakan secara tepat.

Tingkatan bahasa selanjutnya adalah bahasa Jawa krama inggil, jenis bahasa Jawa ini merupakan bahasa jawa yang memiliki tingkat kesopanan yang cukup tinggi. Bahasa Jawa krama inggil sering digunakan untuk orang yang lebih tua atau bawahan kepada pimpinan.

Selain itu, penggunaan bahasa Jawa krama inggil secara tidak langsung juga memperlihatkan tingkat status setiap orang. Ketika menggunakan krama inggil, seseorang dianggap lebih berkuasa dan disegani dalam masyarakat.

Dalam menggunakan bahasa Jawa, yang kali pertama terlihat atau tercermin dari diri seseorang adalah kemampuannya untuk menempatkan bahasa pada tempatnya. Dengan begitu, akan terlihat tingkat kesopanan seseorang dan penghargaan seseorang terhadap orang yang diajak berbicara.

Huruf dalam Bahasa Jawa

Selain masalah tingkatan dalam bahasa Jawa, faktor lain yang tidak kalah penting untuk diketahui dalam belajar bahasa Jawa adalah pemahaman mengenai tiap huruf dalam bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa berbeda dengan bahasa indonesia, sebelum masuk ke dalam kalimat bahasa Jawa, kita harus benar-benar memahami setiap huruf dalam bahasa Jawa.

Huruf-huruf dalam bahasa jawa antara lain ha, na, ca, ra, ka, ma, ga, ba, tha, nga, pa, da, sa, wa, la. Yang harus diperhatikan sebagaimana huruf pada bahasa Indonesia, semua huruf pada bahasa Jawa tersebut tidak dapat berdiri sendiri kecuali ada huruf lain yang merangkaikan.

Yang tidak kalah menarik dalam bahasa Jawa ini adalah tidak adanya beberapa huruf, misalnya huruf i, e, ng, dan ny. Ketika terdapat suatu kata yang menggunakan huruf mati, misalnya “mangan” yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘makan’, membutuhkan suatu huruf mati yang nama pangku. Sementara, untuk kata yang berakhiran “ng”, misalnya “bingung” maka pada akhir kata dibutuhkan yang namanya taling tarung.

Baca juga: Cara cepat belajar Bahasa Inggris Otodidak untuk pemula dan pelajar

Khazanah Bahasa Jawa

Pada dasarnya, belajar bahasa Jawa bukan merupakan sesuatu yang sulit. Selain sebagai bentuk kecintaan kepada leluhur, ternyata bahasa Jawa menyimpan beragam keindahan yang tak terhitung harganya.

Bisa kita lihat, pada saat ini banyak sekali turis asing yang ingin mempelajari bahasa Jawa beserta kebudayaan Jawa. Tidak hanya itu, sekarang sudah banyak disediakan jurusan bahasa Jawa yang ternyata tidak kalah menarik dengan jurusan bahasa yang lain.

Melihat kondisi tersebut, sudah sepantasnya mulai digalakan kecintaan siswa SD kepada bahasa Jawa. Rasa cinta tersebut akan mempermudah pemahaman akan bahasa Jawa.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk belajar bahasa jawa ini adalah tersedianya fasilitas secara online sehingga bahasa Jawa mampu bersaing dengan perkembangan bahasa yang lain. Misalnya, saat ini sudah tersedia berbagai macam jenis pemaparan akan bahasa Jawa.

Selain itu, yang tidak kalah penting juga adalah mulai bermunculan kamus bahasa Jawa. Tetapi, yang harus diperhatikan saat menggunakan kamus bahasa Jawa adalah sebagian besar dari kamus tersebut belum mampu memilah-milah tingkatan bahasa Jawa ngoko, krama, dan krama inggil.

Dengan kondisi tersebut, kita memang harus tetap belajar bahasa Jawa dari akarnya. Dalam belajar bahasa Jawa, untuk lebih mudah membedakan antara bahasa Jawa ngoko, bahasa Jawa krama, dan bahasa Jawa krama inggil, akan diulas beberapa contoh dalam kalimat.

“Setiap hari saya bangun pukul 05.00, setelah sholat subuh saya menyapu rumah kemudian menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah.”

  • Dalam bahasa Jawa ngoko, kalimat tersebut akan berbunyi “Saben dina (dibaca: dino) aku tangi jam lima esuk, sak bare sholat subuh aku nyapu omah, terus siap-siap gawe sekolah.”
  • Dalam bahasa Jawa krama, kalimatnya menjadi “Saben dinten kulo tangi jam lima enjing, sak bibaripun sholat subuh kula nyapu griyo, sak bibaripun kulo siap-siap kesah dhateng sekolah.”
  • Dalam bahasa Jawa krama inggil, kalimat ini tidak bisa digunakan karena dalam aturan bahasa Jawa tidak diperbolehkan membahasakan diri sendiri dengan krama inggil. Krama inggil tersebut hanya digunakan ketika kita berbicara dengan orang yang lebih tua.

Dengan mengetahui kekhazanahan bahasa Jawa, sudah seharusnya kita belajar bahasa Jawa. Bahasa Jawa bisa diwariskan pada anak-cucu kita.

Pos terkait